See How Much I Love You

See How Much I Love You

Selasa, 17 November 2015

Surat Pertama Untuk Anakku

Tak pernah semeriah ini gegap gempita tercipta.
Kau hadir di saat tak terduga, tepat setelah 2 tahun kami berusaha
dan memutuskan untuk sementara rela melepaskan mimpi tentangmu yang tak kunjung tiba.

Nak, kau akan hadir di dunia dalam keluarga yang sederhana
Tidak banyak yang kami punya, tapi kami menjanjikan akan melimpahnya bahagia
Tangis pertamamu nanti, akan menjadi suara terindah yang ayah ibu dengar seumur hidup kami.

Nak, sungguh ibu menuliskan ini sambil menahan tangis bahagia di dalam hati.

Ayahmu adalah seseorang yang sangat baik. Lelaki pintar dengan senyum yang menawan.
Kelak dia akan menjadi malaikat penjagamu, setelah sekian lama dia hanya menjaga ibu.
Mungkin dia akan berangkat kerja saat pagi buta, dan pulang setelah gelap tiba.
Tapi di sela harinya, dia tidak akan berhenti merindu dan mendoakan kita.

Dan jika kau bertanya ibu seperti apa. Ibu tak pandai menjawabnya.
Kau akan tau dari seberapa besar ibu mencintaimu nanti,
Yang pasti, ibu adalah orang yang tak akan pernah bosan, mendengar tawa dan tangismu setiap hari.

Nak, baik dan sehatlah selalu. Ayah dan ibu disini menantimu.

Senin, 20 April 2015

Mimpiku, sesederhana itu

mimpi kita apakah sama
duduk bersama di beranda, minum kopi sambil asik bercanda
mimpi kita apakah sama
bergandengan tangan meskipun hanya sekedar berjalan ke rumah tetangga
mimpi kita apakah sama
melihatmu berkejaran di halaman dengan anak-anak kita, 
sementara aku sibuk di dapur menyiapkan makan untukmu dan mereka

mimpiku, sesederhana itu.
sesederhana aku ingin melewati setiap waktu bersamamu.
bukan tenggelam dalam harta tapi raga tak selalu bersama.

mimpiku, sesederhana itu.

Senin, 30 Desember 2013

Ujung

Dari jauh pintu itu terkatup perlahan.
Seperti sepenggal sajak tak berjarak
mungkin sampai waktu menemukanku jatuh tergeletak.

Andai lebih mula sadarku terhenyak
Akan sajak yang membuat waktu berhenti berdetak 
Akan kisruh yang membuatku limbung, terhuyung, seperti orang linglung

Karena satu titik nadi seperti nyawa bagi sejagat.
Meski kadang tertutup kabut hitam pekat.

Jentikkan saja jemarimu saat mulai sekarat, 
Sesak akan asa, mungkin saja masih sempat.
Pintu masih terbuka..
Pintu masih terbuka..

Jumat, 27 Desember 2013

SPASI

Hidup itu seperti menggenggam sebuah tali yang menggantung di tebing tinggi.
Semakin kuat, semakin mungkin akan kau terluka.
Semakin tidak, semakin mungkin akan kau terjatuh.
Manusia punya mau, punya bisa, dan punya rasa.
Menggenggam tali adalah umpama kecil bodoh yang nyata.
Iya, hidup memang tak selalu penuh luka, tapi ada.
Hidup tidak seperti menggenggam tali, katamu.
Lalu pernahkah ada manusia yang tertawa atas satu tanpa merasa luka atas lainnya
Pernahkah kita bisa dengan sebenarnya hidup tanpa luka
Bisakah pulih ketika tidak lagi menggenggam tali karna kaki sudah berpijak di tebing tinggi
Bisakah pulih setelah kita terjatuh dan tidak ingin lagi menggenggam tali

Menatap dari bawah ke atas,
Menatap dari atas ke bawah,
Di antaranya, pasti ada luka menganga.

Minggu, 27 Oktober 2013

MIMPIKU MENDARAT DI SANTORINI



Mari bermimpi, hanya semudah kita menjentikkan jari atau menutup mata saat malam tiba.


Mari bermimpi, lalu kau yakini dalam hati, serentak usaha dan doamu akan ter-amini.
Kita bermimpi, jika tak kau yakini, maka jangan berani sebut itu mimpi.
Kita bermimpi, jika enggan sekedar menggantung, maka terbangkanlah tinggi2.

Jangan takut mimpimu tak bisa terwujud, takutlah jika kau tak punya mimpi.
Dan takutlah setengah mati, jika bermimpi saja kau takut.

Selasa, 24 September 2013

Setangkap Roti dan Secangkir Cokelat



Jika ada yang membuatku cinta
Setitik putih akan menjadi terang tanpa cahaya
Jika ada yang membuatku cinta
Rasi bintang akan menjadi nyata meski tanpa malam
Jika ada yang membuatku cinta
Dalam sebentuk senyuman lembut dan tatapan hangat
Seperti setangkap roti dan secangkir cokelat.



Ada dia yang membuatku cinta.
Memberi jawab atas tanya yang sempat dengan bodohnya aku lontarkan kepada bintang.

Dia, tersenyum lembut dan menatapku hangat
Persis, seperti setangkap roti dan secangkir cokelat.

-RH-

Kamis, 05 September 2013

Sebelum yang Biasa Mereka Sebut dengan Selamanya.


" mencoba merasakan, indahnya kebebasan ini,
mencoba merasakan, penatnya kesendirian ini,
dan mulai membandingkan keadaan, saat kau ada dan saat kau tidak ada.
mencoba menilai seberapa berartinya dirimu, agar suatu saat aq lebih bisa menyadarinya..
bila mungkin kita kembali ke jalan dan tujuan yang sama.."

Kata2 penutup dari post terakhir beberapa tahun lalu, dan akhirnya kita kembali ke jalan dan tujuan yang sama. Tidak sekedar berjalan bersama, tapi juga bergandengan tangan.



Udah berapa tahun ya gak update blog ini lagi.. 
Setiap pengen nulis, pasti males melanda dan sibuk mendera.. Hahaha, bo'ong banget kalo sibuk, sebenernya karna tulisan gue lebih sering jadi lagu.
Tapi yang satu ini sayang banget kalo gak ditulis, dan kaya'nya juga bakal jadi lagu lagi nih.

38 hari lagi gue mau mewujudkan mimpi gue jadi nyata. Mimpi yang bisa dibilang harapan dan mimpi yang emang beneran mimpi.

Jadi gue pernah mimpi pake baju putih macam pengantin, dan dia pake setelan jas putih, nungguin gue di pinggir jalan Gatot Subroto depan kantor dia (ini serius!). Di mimpi itu gue dateng dari sisi kanannya, gue manggil dia, terus dia nengok ke kanan sambil senyum.. Dia megang sebuket gedhe mawar putih di tangan kanannya, dia mau kasih itu ke gue, gue cuma bisa senyum sampe nangis saking bahagia tanpa ngomong apa2. Eh, bangun2 bantal udah penuh iler segedhe pulau kalimantan.. (yang ini gak serius!)
Gara2 mimpi itu, gue yakin 100% kalo dia jodoh gue, dia jawaban dari doa2 gue selama ini.

Udah 5 tahun 9 bulan kami pacaran. Lama ya? bangeeeettt...

Ya meskipun sepanjang jalannya udah kaya' sinetron Tersanjung yang hiperbolis dan gak selesai2 dramanya, finally i've found my princess charming, someone who loves me sincerely.. :)

Jadiiiii ini dia tersangkanya..... 





Eh, salah upload yakk? Hahaha..

Enggak kok, bener ini tersangkanya. Ini dia 20 tahun yang lalu..
Dia pernah cerita, dulu sering dipanggil alien sama sodara dan temen2nya, gara2 kepalanya yang gedhe. Makanya gue heran, giliran udah dewasa kepalanya udah gak segedhe itu lagi, entahlah kepalanya itu menyusut atau gimana gue gak tau pasti. *mintaditimpuksendal*

Jadi ceritanya, kami udah lamaran 02.06.2013 lalu,awalnya sih pengen tanggal 01.06.2013, ngepasin 5 tahun 6 bulan pacaran. 

Tapi apa daya gue harus dinas ke Bali dan baru bisa balik tanggal 1, jadi terpaksa acaranya diundur jadi tanggal 2. Gak masalah sih, yang penting acaranya aman dan terkendali, alhamdulillah..




Karena gue orangnya terbiasa mandiri dan egois (buka aib), gue dan sang calon pengantin pria sepakat untuk nyiapin pernikahan kami sendiri, dari hal besar sampai kecil, dari urusan di KUA sampai souvenir.

Ternyata gak semudah yang dibayangkan, tapi senengnya juga gak kira2!
Banyak orang yang nanya, "Kamu udah mau nikah sering berantem gak sama pacarmu, apalagi kalian nyiapin semuanya sendiri?"
Alhamdulillah wasyukurillah, kami sering berantem.. Hahahaha
Tapi geje banget berantemnya, awalnya serius, ntar jadi becanda, terus akhirnya malah ngakak bareng..
Mungkin secara gak langsung tersadar, kalo hal2 kecil kaya' ini dan itu udah gak sepantasnya dijadiin bahan berantem di tahapan seperti sekarang ini, harusnya udah lebih bijak ngadepin masalah, gak melulu diselesaiin dengan marah2. Jadi geli ngeliat kelakuan sendiri.. :p

Dan gak lupa pastinya makasih buat dua putri duyung yang mau nyempetin mentas ke darat buat dateng ke acara lamaran gue kemaren. 


I Love you both, so so sooooo much.. :*